ASY SYAIKH SHALIH AL-FAUZAN MEMBANTAH KABAR BAHWA BELIAU MENTAHDZIR ASY SYAIKH RABI’ BIN HADY AL-MADKHALI
Allah Ta’ala telah mudahkan kami untuk bertemu dengan Asy Syaikh Al ‘Allamah Sholeh Al Fauzan, pada hari Selasa 6 Dzulhijjah 1435 di kantor beliau -Kantor Lajnah Daimah lil Ifta’ di Makkah-
Di antara beberapa pertanyaan yang saya ajukan kepada beliau -hafidhohulloh-, saya bertanya :
“Sebagian orang menisbatkan kepada Anda bahwasanya Anda mentahdzir dari Asy Syaikh Rabi dan dari aqidahnya?”
Maka Asy Syaikh Al Fauzan menjawab :
“BERITA INI TIDAK BENAR … MEREKA BERDUSTA…!!”
Ini bukanlah yang pertama kalinya, kedustaan yang dinisbatkan kepada Syaikh Al Fauzan dari mereka para pengecut Al Hadadiyyah dengan mereka memfitnah Syaikh Rabi.
Sungguh mereka Al Hadadiyyah telah berusaha berulang kali, dengan mengajukan pertanyaan kepada Syaikh Al Fauzan dan dari sanalah disusun pertanyaan yang sesuai dengan hawa nafsu mereka dengan menjelek-jelekan Syaikh Rabi’.
Atau dengan mereka mengirim surat-surat yang tidak dipahami isinya (sebagaimana yang dilakukan oleh Al Ghomidiy, orang yang dungu, lagi bodoh) kepada Lajnah Daimah.
Dan mereka berupaya dengan segala daya dan upaya, berambisi untuk menjatuhkan “Gunung yang amat tinggi”*) ini.
Akan tetapi setiap kali mereka berusaha (untuk menjatuhkan Syaikh Rabi’ -pent), mereka kembali dengan kegagalan dan kerendahan.
يا ناطح الجبل العالي ليوهنه … أشفق على الرأس لا تشفق على الجبل
” Wahai penanduk gunung nan tinggi tuk merobohkannya…
Kasihanilah kepalamu jangan kau kasihi gunung itu.”
Dikarenakan mereka tidak mampu menyebarkan pemikiran-pemikiran mereka yang menyimpang, kecuali dengan berdusta, menghiasinya dengan kebohongan, memotong, mengurangi ucapan. Sebagaimana ini kebiasaan mereka.
Dan seandainya benar bahwa Lajnah Daimah mentahdzir Syaikh Rabi, (sebagaimana yang digembar-gemborkan oleh Al Ghomidiy**) seorang dungu, lagi bodoh) Maka tentu Syaikh Al Fauzan akan menjelaskannya dan juga mufti yang lainnya. Sebagimana sebelumnya mereka lakukan, terhadap Al Halabiy dan Ar Royyis***) dan yang selain keduanya.
Dan Sungguh Syaikh Rabi’ mengajak kalian untuk berhukum dengan Al Kitab dan As Sunnah, dan ucapan para Shahabat. Dan mempercayakan kepada kalian untuk menukilkan ucapan para ulama dari sumber-sumber aslinya sebagaimana adanya. Pada masalah takfir (mengkafirkan) amalan anggota badan, namun kalian enggan. Kecuali kalian menutup-nutupi dengan kata-kata yang muncul dari Syaikh Al Fauzan dan Syaikh Ar Rojihiy -hafidhohumallohu-.
لقد أسمعت لو ناديت حيا … لكن لا حياة لمن تنادي
“Sungguh engkau telah memperdengarkan,jikalau engkau menyeru yang hidup.
sayang tak ada kehidupan bagi yang engkau seru ”
Kemudian setelah itu, kalian pergi dengan menyelisihi Syaikh Al Fauzan dan Syaikh Ar Rojihiy dan jumhur ahlus sunnah dalam permasalahan hukum orang yang meninggalkan sholat !!!.
Kontradiksi yang mengherankan !!!
Kedustaan dalam perselisihan yang tidak ada yang menyamainya !!
Dakwah Hadadiyyah, dakwah kepada pengrusakan, (yang dibangun di atas) pondasi-pondasi pengkafiran yang murni.
Dan kaidah-kaidah khawarij gaya baru.
Maka seandainya ahlus sunnah diam dari orang yang membawa dakwah yang merusak ini, maka niscaya tidak tersisa para ulama dan imam-imam sunnah dahulu dan yang setelahnya dari tuduhan murjiah.
Sebagaimana hal ini dikatakan oleh Syaikh Rabi’ bin Hadiy Imam Jarh wa ta’dil.
Al jarh wa ta’dil (yang dibenci oleh Hadadiyyun) dan mereka menyangka bahwa telah berakhir (Jarh wa ta’dil) dengan wafatnya para ulama ahli hadits.
Maka mereka dari kalangan kelompok yang ekstrim dalam mengkafirkan dan membid’ahkan seseorang, mereka menuduh para imam ahlus sunnah dengan tuduhan MURJIAH!!
Ket :
*) Permisalan untuk seorang ulama besar.
**) Abdush Showwan Al Ghomidiy Abu ‘Ashim.
***) Abdul ‘Aziz Ar Royyis.
Ditulis oleh Abu Abdillah Habib ‘Ajabi Al-Jazairy
Makkah Al Mukarramah 6 Dzulhijjah 1435 H
Sumber artikel : http://www.sahab.net/forum/index.php?showtopic=147714
Alih bahasa : Ibrohim Abu Kaysa
0 komentar:
Posting Komentar
Rasulullah Shalallahu 'alaihi Wasallam bersabda :
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ
“Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya dia mengucapkan perkataan yang baik atau diam.”
(HR. al-Bukhari no. 6475 dan Muslim no. 48)
Jangan Memberikan Komentar Jika Foto Anda Menggunakan Gambar Makhluk Atau Komentar Anda Mengandung Unsur Smiley !